Eko Cahyono: Membuka Jendela Dunia Pada Penerus Bangsa

Diposting : 10 Januari 2020
Dilihat : 875 kali

Pustakawan asal Desa Sukopura, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini nekat mendirikan sebuah perpustakaan gratis dengan bermodal 400 majalah dan koran bekas.
Ia yang kerap disapa Eko menamakan perpustakaan gratis miliknya "Perpustakaan Anak Bangsa".
.
"Pada Juli 1998, saya memutuskan membuat taman bacaan di halaman rumah orang tua saya."
"Target awal pembaca adalah anak-anak dan remaja usia 6-20 tahun."
"Ternyata, antusias warga sekitar cukup tinggi, saya jadi semakin rajin menambah koleksi buku, baik dari para donatur atau pun penerbitnya langsung."
.
Perpustakaan Anak Bangsa tumbuh bersama dengan mimpi-mimpi para pembacanya.
Kini, perpustakaannya itu memiliki lebih dari 50.000 koleksi buku dan 8.000 anggota.
Tak hanya berasal dari kalangan tetangganya lagi, banyak guru, mahasiswa, karyawan, petani, hingga dokter yang juga menjadi anggota di perpustakaannya.
.
Eko juga tak pernah memusingkan siapa saja yang boleh menjadi anggota di Perpustakaan Anak Bangsa.
Baginya, setiap orang berhak untuk membaca buku.
.
"Tidak ada yang namanya buku hilang atau tidak kembali."
"Yang ada, buku itu sudah menemukan pembaca sejatinya," tutur Eko.
.
Tidak hanya memuaskan minat baca masyarakat, perpustakaan gratisnya ini juga turut andil mengubah nasib orang lain.
"Ada pengunjung perpustakaan yang awalnya pengangguran."
"Lalu, tanpa sengaja dia membaca buku cara berternak kelinci."
"Dua bulan kemudia, dia mulai bertenak kelinci dan kini malah menjadi peternak kelinci paling sukses se-kecamatan."
.
Inspiratif sekali ya Mas Eko Cahyono ini.
Bermodal keteguhan niat, Mas Eko dapat membuka jendela ilmu pada ribuan orang dengan cuma-cuma.
#Sedekaholics juga bisa loh, berkontribusi nyata di masyarakat seperti Mas Eko.
.
Syaratnya? Cuma mulai saat ini, mulai dari diri sendiri, dan teguhkan niat agar tak pantang menyerah.
Siap berkonrtibusi nyata seperti Mas Eko?